Get me outta here!

Sunday 15 May 2016

KERAJAAN SRIWIJAYA





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum .Wr. Wb.
                   Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammad SAW,yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti saat ini.
            Makalah ini berisi tentang sejarah terbentuknya kerajaan Sriwijaya serta perkembangan “KERAJAAN SRIWIJAYA” yang diambil dari beberapa referensi.
Kami  mengucapkan terimakasih kepada:
1.      Orang tua yang telah memberikan dukungan materi maupun nonmateri serta doa selama penyusunan makalah ini.
2.      Guru Sejarah Indonesia yang telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini.
3.      Rekan-rekan seperjuangan yang telah memotivasi dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat membantu saya agar menjadikan makalah ini lebih baik dan dapat pula menambah ilmu pengetahuan bagi saya. Akhirnya saya mohon maaf  yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan kata maupun kalimat, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Banjar, 16 Januari 2016


Penyusun

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan……………………………………………………………….1
Kata Pengantar………………………………………………………………….....2
Daftar Isi…………………………………………………………………………. 3
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..4
A.    Latar Belakang…………………………………………………………….4
B.     Rumusan Masalah…………………………………………………………5
C.     Tujuan……………………………………………………………………..5
D.    Manfaat…………………………………………………………………....5
BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………….6
1.      Awal mula terbentuknya kerajaan Sriwijaya……………………………...6
2.      Masa kejayaan kerjaan Sriwijaya………………………………………….7
3.      Para Maharaja Sriwijaya…………………………………………………..7
4.      Bidang – bidang kerajaan Sriwijaya……………………………………..11
a.       Kehidupan sosial kerajaan Sriwijaya………………………………...11
b.      Kehidupan ekonomi kerajaan Sriwijaya……………………………..12
c.       Budaya kerajaan Sriwijaya…………………………………………...13
d.      Struktur pemerintahan kerajaan Sriwijaya…………………………...14
e.       Masa kemunduran kerajaan Sriwijaya……………………………….15
f.       Peninggalan kerajaan Sriwijaya……………………………………...15
BAB 3 PENUTUPAN……………………………………………………………17
A.    Kesimpulan………………………………………………………………17
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..18









BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Agama Budha merupakan agama yang muncul pada tahun 500 SM di India yang mencapai puncak kejayannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Agama Budha juga masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad pertama masehi  dan perkembangannya sampai di Indonesia hingga saat ini. Dalam sejarah Indonesia ada dua kerajaan kuno yang selalu disebutkan sebagai kerajaan-kerajaan yang megah dan jaya, yang melambangkan kemegahan dan kejayaan Indonesia di zaman dulu. Kedua kerajaan itu adalah Sriwijaya dan Majapahit.
 Pada awalnya kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang kecil hingga melalui tahapan kerajaan ini berkembang dengan pesatnya menjadi kerajaan yang besar dan pesat pada masa pemerintahan Raja Balaputradewa. Sebelumnya kita harus mengerti bagaimana sejarah berkembangnya agama Budha Indonesia agar dapat mengerti bagaimana perkembangan kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah Satu kerajaan Budha yang pernah berkembang pesat di yang pada akhirnya mengalami keruntuhan. Kerajaan itu berpengaruh besar terhadap nusantara dan merupakan symbol kebesaran sumatera khususnya Sumatra selatan sebelum kerajaan mataram di Jawa Timur. Saya menjadikan kerajaan Sriwijaya sebagai bahasan makalah ini karena saya turut serta dalam organisasi kebaharian sementara kerajaan ini juga dicirikan sebagai kerajaan yang bercirikan kebaharian, kita pastinya sudah mengetahui bahwa Indonesia merupakan negara maritim yang presentasinya lebih banyak kelautan daripada kepulauan. Jadi amatlah sangat janggal apabila kita tidak mengetahui banyak tentang kerjaan Sriwijaya sementara kita terlahir di Indonesia yang merupakan Negara maritim. Kita sebagai generasi muda Indonesia sebaiknya tidak akan melupakkan kerajaan Sriwijaya yang sangat berperan penting dalam perkembangan agama Budha di Indonesia. Begitu panjang masa perkembangan kerajaan sriwijaya hingga mengalami keruntuhan sehingga kita perlu mempelajari awal mula terbentuknya serta perkembangan kehidupan sosial ekonomi dari kerajaan Sriwijaya.

B.     RUMUSAN MASALAH
·         Bagaimanakah sejarah terbentuknya kerajaan Sriwijaya?
·         Bagaimana perkembangan kehidupan sosial-ekonomi kerajaan Sriwijaya?
·         Apa saja yang menjadi bukti sumber sejarah kerajaan Sriwijaya?

C.    TUJUAN
·         Makalah ini dibuat agar  dapat mengetahui sejarah agama Buddha serta perkembangan
·         sosial ekonomi di Kerajaan Sriwijaya
·         Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sejarah
·         Makalah ini dibuat untuk mendapatkan nilai yang baik dan maksimum.
·         Mengasah kemampuan penulis secara akademik untuk membahas tentang Kerajaan Sriwijaya.
·         Untuk menambah wawasan atau pemahaman terhadap Kerajaan Sriwijaya.
·         Mencapai nilai yang memuaskan.

D.  MANFAAT
Dengan penulisan ini semoga bermanfaat bagi :
·        Siswa dalam menggali ilmu dan pengetahuan tentang Kerajaan Sriwijaya.
·         Sebagai bahan bacaan bagi teman – teman dalam menggali ilmu tentang Kerajaan Sriwijaya.





BAB II
PEMBAHASAN

1.      Awal mula terbentuknya kerajaan Sriwijaya
Dalam bahasa Sanskerta kata “Sriwijaya” mengandung dua suku kata: “sri” berati cahaya; “wijaya” berarti kemenangan. Dan memang, Sriwijaya adalah satu dari kerajaan terbesar dalam sejarah Nusantara. Kerajaan sriwijaya muncul pada abad ke-6 yang pada mulanya berpusat di sekitar sungai Batanghari, pantai timur Sumatera. Dalam perkembangannya, kerajaan Sriwijaya meluas hingga meliputi wilayah Kerajaan Melayu, Semenanjung Malaya, dan Sunda.
Catatan mengenai kerajaan ini diperoleh dari seorang pendeta Budha bernama I-Tsing yang pernah tinggal di Sriwijaya antara tahun 685-689 M. Ketika I-Tsing kembali lagi ke Sriwijaya pada tahun 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Kerajaan Sriwijaya, sehingga dapat disimpulkan bahwa Sriwijaya telah menaklukan sekaligus menguasai Kerajaan Melayu
Keterangan lain mengenai Sriwijaya tidak hanya didapat dari I-Tsing, melainkan juga dari beberapa prasati yang ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Salah satu prasasti itu menyebutkan beberapa nama raja yang pernah memimpin di kerajaan Sriwijaya, diantaranya Raja Dapunta Hyang, Raja Balaputradewa, dan Raja Sri Sanggrama Wijayatunggawarman. Namun prasasti tersebut tidak menceritakan gambaran hubungan antara raja satu dan raja yang lainnya. Dari prasasti kedukan bukit, dapat diketahui bahwa Raja Dapunta Hyang berhasil memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan daerah Minangtamwan, Jambi yang sebelumnya merupakan daerah Kerajaan Melayu. Daerah tersebut merupakan daerah pertama yang ditaklukkan kerajaan Sriwijaya.Dari situ Sriwijaya memulai perannya sebagai kerajaa maritime dan perdagangan yang kuat dan berpengaruh di Selat Malaka.




2.   Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya
Kemaharajaan Sriwijaya bercirikan kerajaan maritim, mengandalkan hegemoni pada kekuatan armada lautnya dalam menguasai alur pelayaran, jalur perdagangan, menguasai dan membangun beberapa kawasan strategis sebagai pangkalan armadanya dalam mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang, memungut cukai serta untuk menjaga wilayah kedaulatan dan kekuasaanya.
Dari catatan sejarah dan bukti arkeologi, pada abad ke-9 Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain:SumateraJawaSemenanjung MalayaThailand,KambojaVietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan biaya atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengakumulasi kekayaannya sebagai pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.
Sriwijaya juga disebut berperan dalam menghancurkankerajaan Medang di Jawa, dalam prasasti Pucangandisebutkan sebuah peristiwa Mahapralaya yaitu peristiwa hancurnya istana Medang di Jawa Timur, di mana Haji Wurawari dari Lwaramyang kemungkinan merupakan raja bawahan Sriwijaya, pada tahun 1006 atau 1016 menyerang dan menyebabkan terbunuhnya raja Medang terakhir Dharmawangsa Teguh.

3.      Para Maharaja Sriwijaya
Tahun
Nama Raja
Ibukota
Prasasti, catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa
671
Shih-li-fo-shih
Catatan perjalanan I Tsing di tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa
Prasasti Kedukan Bukit(683), Talang Tuo (684),Kota Kapur (686), Karang Brahi dan Palas Pasemah
702
Shih-li-t-'o-pa-mo
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih
Utusan ke Tiongkok 702-716, 724
Utusan ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
728
Lieou-t'eng-wei-kong
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih
Utusan ke Tiongkok 728-742
743-774


Belum ada berita pada periode ini
775
Sriwijaya
Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatanThailand dan menaklukkan Kamboja


Pindah ke Jawa (Jawa Tengahatau Yogyakarta)
778
Prasasti Kelurak 782 di sebelah utara kompleksCandi Prambanan
782
Jawa
Prasasti Nalanda danprasasti Mantyasih tahun 907
792
Jawa
825 menyelesaikan pembangunan candiBorobudur
840


Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan
856
Suwarnadwipa
Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan kembali ke Suwarnadwipa
Prasasti Nalanda tahun 860, India
861-959


Belum ada berita pada periode ini
960
Se-li-hou-ta-hia-li-tan
Sriwijaya
San-fo-ts'i
Utusan ke Tiongkok 960, & 962
980


Utusan ke Tiongkok 980 & 983: dengan raja, Hie-tche (Haji)
988
Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
Sriwijaya
Malayagiri (Suwarnadwipa) San-fo-ts'i
990 Jawa menyerang Sriwijaya, Catatan Atiśa,
Utusan ke Tiongkok 988-992-1003,
pembangunan candi untuk
kaisar Cina yang diberi nama
cheng tien wan shou
1008
Se-li-ma-la-pi
San-fo-ts'i
Kataha
Prasasti Leiden & utusan ke Tiongkok 1008
1017


Utusan San-fo-ts'i ke Tiongkok 1017: dengan raja, Ha-ch'i-su-wa-ch'a-p'u
(Haji Sumatrabhumi (?)); gelar haji biasanya untukraja bawahan
1025
Sriwijaya
Kadaram
Diserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawanan
Prasasti Tanjore bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India
1030


Dibawah Dinasti Choladari Koromandel
1079


Utusan San-fo-ts'i dengan raja Kulothunga Chola I(Ti-hua-ka-lo) ke Tiongkok 1079 membantu memperbaiki candi Tien Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)
1082


Utusan San-fo-ts'i dariKien-pi (Jambi) ke Tiongkok 1082 dan 1088
1089-1177


Belum ada berita
1178


Laporan Chou-Ju-Kuadalam buku Chu-fan-chiberisi daftar koloni San-fo-ts'i
1183
Dibawah Dinasti Mauli,Kerajaan MelayuPrasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand



4.      Bidang – bidang kerajaan Sriwijaya
a.       Kehidupan sosial Kerajaan Sriwijaya
Kehidupan masyarakat Kerajaan Sriwijaya meningkat dengan pesat terutama dalam bidang pendidikan dan hasilnya Sriwijaya terbukti menjadi pusat pendidikan dan penyebaran agama Budha di Asia Tenggara. Hal ini sesuai dengan berita I-Tshing pada abad ke 8 bahwa di Sriwijaya terdapat 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha di bawah bimbingan pendeta Budha terkenal yaitu Sakyakirti. Di samping itu juga pemuda-pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Budha dan ilmu lainnya di India, hal ini tertera dalam prasasti Nalanda.

Kerajaan Sriwijaya yang letaknya  strategis dalam lalu lintas perdagangan internasional juga menyebabkan masyarakatnya lebih terbuka dalam menerima berbagai pengaruh asing.Namun masyarakatnya bersifat sangat majemuk. Yang dimaksud majemuk suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembaruan satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Masyarakat Sriwijaya juga telah mampu mengembangkan bahasa komunikasi dalam dunia perdagangannya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno telah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi dan Semenanjung Malaysia. Penduduk Sriwijaya bersifat terbuka dalam menerima berbagai kebudayaan yang datang. Salah satunya adalah mengadopsi kebudayaan India, seperti nama-nama India, adat-istiadat, serta tradisi dalam Agama Hindu. Oleh karena itu, Sriwijaya pernah menjadi pusat pengembangan ajaran Buddha di Asia Tenggara.Selain itu , masyarakat sriwijaya telah mengenal stratifikasi social dalam masyarakat yang merupakan perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

b.      Kehidupan ekonomi Kerajaan Sriwijaya
Dilihat dari letak geografis, daerah Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina Sehingga aktivitas perekonomian masyarakatnya tergantung pada pelayaran dan perdagangan. Di samping itu, letak Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara.. Dengan demikian kedudukan Sriwijaya dalam perdagangan internasional sangat baik. Hal ini juga didukung oleh pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.
Kerajaan Sriwijaya  mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan. Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya. Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian.  Kerajaan ini merupakan kerajaan maritime yang bersifat metropolitan.

c.       Budaya  kerajaan Sriwijaya
Berdasarkan berbagai sumber sejarah, sebuah masyarakat yang kompleks dan kosmopolitan yang sangat dipengaruhi alam pikiran Budha Wajrayana digambarkan bersemi di ibu kota Sriwijaya. Beberapa prasasti Siddhayatra abad ke-7 seperti Prasasti Talang Tuo menggambarkan ritual Budha untuk memberkati peristiwa penuh berkah yaitu peresmian taman Sriksetra, anugerah Maharaja Sriwijaya untuk rakyatnya. Prasasti Telaga Batu menggambarkan kerumitan dan tingkatan jabatan pejabat kerajaan, sementara Prasasti Kota Kapur menyebutkan keperkasaan balatentara Sriwijaya atas Jawa. Semua prasasti ini menggunakan bahasa Melayu Kuno, leluhur bahasa Melayu dan bahasa Indonesia modern. Sejak abad ke-7, bahasa Melayu kuno telah digunakan di Nusantara. Ditandai dengan ditemukannya berbagai prasasti Sriwijaya dan beberapa prasasti berbahasa Melayu Kuno di tempat lain, seperti yang ditemukan di pulau Jawa. Hubungan dagang yang dilakukan berbagai suku bangsa Nusantara menjadi wahana penyebaran bahasa Melayu, karena bahasa ini menjadi alat komunikasi bagi kaum pedagang. Sejak saat itu, bahasa Melayu menjadi lingua franca dan digunakan secara meluas oleh banyak penutur di Kepulauan Nusantara.[24]
Meskipun disebut memiliki kekuatan ekonomi dan keperkasaan militer, Sriwijaya hanya meninggalkan sedikit tinggalan purbakala di jantung negerinya di Sumatera. Sangat berbeda dengan episode Sriwijaya di Jawa Tengah saat kepemimpinan wangsa Syailendra yang banyak membangun monumen besar; seperti Candi Kalasan, Candi Sewu, dan Borobudur. Candi-candi Budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal. Akan tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.
Beberapa arca-arca bersifat Budhisme, seperti berbagai arca Budha yang ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang, dan arca-arca Bodhisatwa Awalokiteswara dari Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya, dan arca Maitreya dari Komering, Sumatera Selatan. Semua arca-arca ini menampilkan keanggunan dan langgam yang sama yang disebut "Seni Sriwijaya" atau "Langgam/Gaya Sriwijaya" yang memperlihatkan kemiripan — mungkin diilhami — oleh langgam Amarawati India dan langgam Syailendra Jawa (sekitar abad ke-8 sampai ke-9).

d.      Struktur pemerintahan kerajaan Sriwijaya
Pembentukan satu negara kesatuan dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan,vanuasamaryyādamandala dan bhūmi.
Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah) tempat tinggal bini hāji, tempat disimpan mas dan hasil cukai (drawy) sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai kawasan kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan danvanua ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri.
Menurut Casparis,samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan khusus (samaryyāda-patha) yang dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkanmandala merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan Sriwijaya.
Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja terdapat secara berurutan yuvarāja (putra mahkota), pratiyuvarāja (putra mahkota kedua) dan rājakumāra (pewaris berikutnya). Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya.

e.       Masa kemunduran kerajaan Sriwijaya
Raja Kerajaan Sriwijaya yang terakhir adalah Sri Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada masa pemerintahan Sri Sanggrama Wijayatunggawarman, hubungan kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Chola dari india yang semula sangat erat mulai renggang, hal ini disebabkan oleh serangan yang dilancarkan Kerajaan Chola dibawah pimpinan Rajendracoladewa atas wilayah Sriwijaya di Semenanjung Malaya. Serangan yang berlangsung pada tahun 1017, 1025, dan 1068 ini mengakibatkan kemunduran kerajaan sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya akhirnya runtuh setelah kerajaan Chola berhasil menyandera Raja Sri Sanggrama Wijayatunggawarman. Setelah itu Kerajaan Chola mengambil alih pengaruh perdagangan dan politik.

f.  Peninggalan kerajaan Sriwijaya
1. Prasasti
a. Prasasti Kedukan Bukit
Prasasti berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi makmur. Daerah yang dimaksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat strategis untuk perdagangan.

b. Prasasti Telaga Batu
Prasasti itu menyebutkan tentang kutukan raja terhadap siapa saja yang tidak taat terhadap Raja Sriwijaya dan juga melakukan tindakan kejahatan.


c. Prasasti Talang Tuo
Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang pembuatan Taman Srikesetra atas perintah Raja Dapunta Hyang.

d. Prasasti Kota Kapur
Prasasti berangka tahun 686 M itu menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya berusaha untuk menaklukan Bumi Jawa yang tidak setia kepada Kerajaan Sriwijaya. Prasasti tersebut ditemukan di Pulau Bangka.

e. Prasasti Karang Berahi
Prasasti berangka tahun 686 M itu ditemukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.

f. Prasasti Ligor
Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor dengan tujuan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di Selat Malaka.

g. prasasti Nalanda
Prasasti itu menyebutkan Raja Balaputra Dewa sebagai Raja terakhir dari Dinasti Syailendra yang terusir dari Jawa Tengah akibat kekalahannya melawan Kerajaan Mataram dari Dinasti Sanjaya. Dalam prasasti itu, Balaputra Dewa meminta kepada Raja Nalanda agar mengakui haknya atas Kerajaan Syailendra. Di samping itu, prasasti ini juga menyebutkan bahwa Raja Dewa Paladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa Sriwijaya yang belajar di Nalanda.

2. Arca atau patung
Ditemukannya arca Buddha di Bukit Siguntang (sebelah barat Palembang).

3. Candi
Ditemukannya candi Muara Takus sebagai peninggalan dari kerajaan Sriwijaya.

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kekaisaran Sriwijaya telah ada sejak 671 sesuai dengan catatan I Tsing, dari prasasti Kedukan Bukit pada tahun 682 di diketahui imperium ini di bawah kepemimpinan Dapunta Hyang. Di abad ke-7 ini, orang Tionghoa mencatat bahwa terdapat dua kerajaan yaitu Malayu dan Kedah menjadi bagian kemaharajaan Sriwijaya.
Tidak terdapat catatan lebih lanjut mengenai Sriwijaya dalam sejarah Indonesia; masa lalunya yang terlupakan dibentuk kembali oleh sarjana asing.
Belum banyak bukti fisik mengenai Sriwijaya yang dapat ditemukan. Kerajaan ini menjadi pusat perdagangan dan merupakan negara maritim, namun kerajaan ini tidak memperluas kekuasaannya di luar wilayah kepulauan Asia Tenggara, dengan pengecualian berkontribusi untuk populasi Madagaskar sejauh 3.300 mil di barat.
Para peneliti mengetahui adanya perlausan, raja-raja, masa kejayaan, masa kemunduran, system pemerintahan, terbentuknya serta peningalan-peninggalan dari berbagai prasasti dan candi – candi yang telah di bangun pada masa Kerajaan Sriwijaya tersebut.











DAFTAR PUSTAKA

1)         Krom, N.J. (1938). "Het Hindoe-tijdperk". di dalam F.W. Stapel.Geschiedenis van Nederlandsch Indië. Amsterdam: N.V. U.M. Joost van den Vondel. hlm. vol. I p. 149.
2)         Ahmad Rapanie, Cahyo Sulistianingsih, Ribuan Nata, "Kerajaan Sriwijaya, Beberapa Situs dan Temuannya", Museum Negeri Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
3)          Soekmono, R. (2002). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius. ISBN 979-413-290-X.
4)         Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, (1992), Sejarah nasional Indonesia: Jaman kuna, PT Balai Pustaka, ISBN 979-407-408-X
5)         Rasul, Jainal D. (2003). Agonies and Dreams: The Filipino Muslims and Other Minorities". Quezon City: CARE Minorities. hlm. pages 77.
6)         Kulke, H. (2009). Nagapattinam to Suvarnadwipa: reflections on Chola naval expeditions to Southeast Asia. Institute of Southeast Asian. ISBN 981-230-936-5.
7)         Hirth, F. (1911). Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi. St Petersburg..
8)         Kulke, H. (1993). "Kadātuan Śrīvijaya’—Empire or Kraton of Śrīvijaya? A Reassessment of the Epigraphic Data". Bulletin de l’École Française d’Extreme Orient 80 (1): 159-180.
9)         Nia Kurnia, Sholihat Irfan.1983. Kerajaan Sriwijaya:Pusat Pemerintahannya dan perkembangannya, .Jakarta: PN  Balai Pustaka,.
10)     Mustafa, Drs. Sodiq, Drs. Suparman, Drs. Kuswanto. 2004. Kompetensi Dasar Sejarah. Solo: Tiga Serangkai.
11)     Magdalia Alfian, Nana Nurliana Soeyono, Sudarini Suhartono. 2007. Sejarah.Jakarta : Eirlangga
12)     en.wikipedia.org
CATATAN :                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

1 comment:

  1. terimakasih, sangat membantu unntuk tugas seekolah

    ReplyDelete